LIMBAH SAWIT MENJADI BIOMASSA : INOVASI ENERGI TERBARUKAN YANG ENVIRONMENTALLY FRIENDLY

86 / 100

Negara Indonesia menjadi salah satu penghasil produksi sawit terbesar didunia, kegunaan sawit ini sangatlah membantu terutama pada bidang perekonomian di negara ini. Tetapi, bukan hanya sawitnya saja melainkan limbah dari sawit ini pun dapat menjadi salah satu terobosan energi terbarukan yang lebih sustainable enviromental salah satunya adalah pembangkit listrik.

limbah sawit

gambar 1 Renewable Energy

sumber https://unsplash.com/@appolinary_kalashnikova

PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK YANG LEBIH EFISIEN TERHADAP LINGKUNGAN

Menciptakan energi terbarukan yang lebih bermanfaat bukan hanya dalam kegunaannya saja, melainkan dapat melindungi lingkungan. Hal tersebut menjadi salah satu tugas besar yang saat ini banyak negara sedang inovasikan. Contohnya seperti pembangkit listrik. Kita ketahui bahwa pembangkit listrik yang saat ini digunakan kurang lebih masih menggunakan bahan baku batu bara, yang mana salah satu dampak yang dihasilkannya yaitu meningkatnya efek rumah kaca.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat konsumsi listrik nasional sebesar 242,6 TWh pada tahun 2020, sedangkan kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai 72.750,72 MW, dibandingkan 69.678,85 MW pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2025 bauran energi baru dan terbarukan ditargetkan mencapai 23% terhadap total pemakaian energi primer (Peraturan Presiden RI, 2017). Bersamaan dengan itu ada target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Pada beberapa proyek EBT yang digagas dan diusulkan ke PLN salah satu programnya adalah aplikasi co-firing pada PLTU. Co-firing merupakan salah satu teknik penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler PLTU batu bara.

Sebagai negara agraris, ketersediaan biomassa sangat melimpah di Indonesia. Salah satu ketersediaan biomassa tersebut terdapat pada perkebunan kelapa sawit. Dimulai dari tahun 1968 perkebunan kelapa sawit memiliki luas 119.600 ha dengan hasil produksi 181,444 ton. Perkebunan sawit terus berkembang, hingga pada tahun 2015 diketahui total luasan perkebunan sawit mencapai 11.312.640 ha dengan produksi 30.948.931 ton. Terdapat kaitan yang sangat erat antara hasil produksi dan limbah produksi. Dimana setiap hasil produksi akan menghasilkan limbah produksi yang jika tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, pengolahan dan pemanfaatan limbah produksi kelapa sawit sangat dibutuhkan.

Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana limbah sawit dapat menjadi terobosan terbaru untuk pembangkit listrik yang lebih efisien terhadap lingkungan, kita akan kenalkan terlebih dahulu apa itu biomassa!

Biomassa adalah material yang berasal dari organisme hidup yang meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan produk sampingnya seperti sampah kebun, hasil panen. Pemakaian biomassa dapat memberi kontribusi yang signifikan kepada managemen sampah dan ketahanan bahan bakar. Biomassa tidak mengandung CO2 sama sekali di dalamnya, sehingga tidak dapat meningkatkan emisi rumah kaca. Oleh karena itu, biomassa bersifat sustainable (dapat diperbaharui) sehingga tidak akan habis untuk waktu yang lama dan tetap sustainable (berkesinambungan).

Oleh sebab itu, biomassa merupakan salah satu energi terbarukan yang bahan dasarnya dari limbah-limbah. Salah satunya limbah dari kelapa sawit. Karena ditemukan juga bahwa bahan fosil akan habis dan akan digantikan oleh biomassa. Hal ini didukung dengan penelitian dari para ilmuwan yang telah memperkirakan 120 tahun dari sekarang bahwa bahan fosil akan habis dan dimasa depan kelak dunia akan bertransisi kebentuk baru, dan biomassa menjadi salah satu energi yang dapat menjadi penyelamat bumi.

LIMBAH SAWIT MENJADI BIOMASSA : INOVASI ENERGI TERBARUKAN YANG ENVIRONMENTALLY FRIENDLY

gambar 2 Palm Oil

sumber https://unsplash.com/@pagsa_

Lalu bagaimana proses dari limbah sawit ini dapat bertransisi menjadi energi biomassa pembangkit listrik dan ramah lingkungan?

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa menerapkan prinsip pengolahan sampah menjadi listrik melalui proses konversi termal. Sebuah studi mengenai pemanfaatan limbah POME (limbah sawit) di Indonesia telah dilakukan melalui kerja sama Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam, Keamanan Nuklir, dan Perlindungan Konsumen (BMUV) Pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) GmbH. Studi tersebut memaparkan progres capaian pemanfaatan biogas biomassa dari POME hingga tahun 2021 adalah sebesar 28.39 juta m3. Angka ini hanya mewakili 5,9 persen dari target capaian biogas tahun 2025 berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yaitu sebesar 489,8 juta m3.

Pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Selain menghasilkan minyak CPO dan inti kernal, PKS juga menghasilkan limbah dari sisa pengolahan, baik limbah cair, padat ataupun gas.

Sistem pembangkitan energi listrik dengan menggunakan biomassa limbah sawit ini mirip dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaitu dengan memanaskan air pada boiler menggunakan panas pembakaran biomassa limbah sawit, kemudian uap dari air yang dipanaskan tadi digunakan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator. Generator kemudian akan berputar dan menyebabkan perubahan fluks medan magnet, perubahan fulks tersebut akan menyebabkan beda potensial. Pembangkitan listrik dengan menggunakan sisa biomassa limbah sawit ini akan menjadi salah satu solusi kekurangan energi yang terjadi. Selain itu, pemanfaatan limbah biomassa kelapa sawit ini juga akan mengembangkan sumber energi alternatif yang bersifat renewable energy.

Energi biomassa sampai saat ini memang masih terus di inovasikan oleh berbagai pihak agar dapat menciptakan energi terbarukan yang sustainable dan melindungi lingkungan. Seperti limbah sawit yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Hal ini juga mendatangkan kebermanfaatan bagi makhluk hidup yang ada di bumi. Tingginya produksi kelapa sawit di indonesia memberikan keuntungan dari sisi ekonomi yang sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Di sisi lain, limbah sawit dapat dijadikan sumber energi, yang kelak di masa depan sangat berguna bagi keberlangsungan makhluk yang ada di bumi. Seperti manusia, hewan dan pastinya lingkungan.

Bagaimana setelah mengetahui bahwa limbah sawit dapat dijadikan energi yang berguna untuk di masa mendatang?? Jangan lupa komen di bawah ya!!

Editor: Naurah Khairunnisa

Referensi:

  1. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of community engagement). “Pemanfaatan Limbah Biomassa Sawit Ramah Lingkungan https://jurnal.ugm.ac.id/jpkm/article/view/44874
  2. ESDM. (2013). “PLN Tandatangani mou Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Menjadi Energi Listrik” https://www.esdm.go.id/en/media-center/news-archives/pln-tandatangani-mou-pemanfaatan-limbah-kelapa-sawit-menjadi-energi-listrik
  3. (n.d.). Neliti. “Studi Potensi Limbah Biomassa Kelapa Sawit Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Perkebunan Nusantara XIII PKS Parindu” https://media.neliti.com/media/publications/192890-ID-studi-potensi-limbah-biomassa-kelapa-saw.pdf
  4. RimbaKita. (2023). “Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa – Pengertian, Sumber, Cara Kerja, Kelebihan & Kekurangan” https://rimbakita.com/pembangkit-listrik-tenaga-biomassa/
  5. BRIN. (2019). “PLT Biogas POME, Olah Limbah Cair Sawit Menjadi Listrik” https://www.bppt.go.id/berita-bppt/plt-biogas-pome-olah-limbah-cair-sawit-menjadi-listrik

*Yuk baca artikel lainnya dari Talk Sustainable di tautan berikut : https://www.talksustainable.com/article/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *